penyakit pada kenari dan cara pengobatanya
Penyakit burung bnyak kita temui di burung kenari kesayangan kita
terkadang kita sulit mengetahui penyakit dan obatnya di sini saya
mencoba sedikit berbagi tentang penyakit yg sering mengidap di burung
kenari dan akan saya sertakan obat dan penanganannya.
penyakit antara lain:
BUBUL/SISIK PADA KAKI KENARI
Penyakit bubul (bumble foot) adalahjenis penyakit yang sering menyerang hampir semua jenis burung.
Penyebab penyakit bubul adalah bakteri Staphylo coccus. Bakteri ini
menyerang permukaan kulit, terutama kulit telapak kaki. Faktor utama
yang menyebabkan timbulnya penyakit bubul adalah kebersihan sangkar,
khususnya tempat bertengger.
Tanda-tanda serangan penyakit bubul yang dapat dilihat adalah kaki
membengkak, kuku memanjang, sisik kaki melebar atau merenggang. Jika
serangan penyakit bubul mi dibiarkan, maka lama kelamaan infeksi
penyakit tersebut akan melebar dan bertambah besar.
Pencegahan penyakit bubul
Dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan sangkar dan tempat betengger burung.
apabila burung sudah terserang penyakit bubul cara penanganannya dengan cara:
1.cuci kaki kenari dengan air hangat yg telah di taburi garam trus keringkan kaki kenari dgn kain kering.
2.olesi kaki kenari dgn salep u*tr*ci*in.
MENCRET
Penyakit mencret yang sering menyerang burung kenani ada dua macam,
mencret yang disebabkan oleh bakteri yang menyerang saluran pencemaan
dan mencret yang disebabkan oleh keracunan makanan. Tanda-tanda penyakit
mencret yang disebabkan oleh bekteri adalah kotoran berbentuk cair,
berwama keruh, berbau busuk, aktivitas (gerak) burung menurun, dan
burung tidak memiliki nafsu makan. Sedangkan tanda-tanda mencret yang
disebabkan oleh keracunan makanan adalah kotoran berbentuk cair, berwama
bening dan terdapat sedikit gumpalan, tidak begitu berbau busuk, nafsu
makan masih tinggi, dan aktivitas burung masih cukup tinggi. Sayuran
yang kotor (tidak dicuci) dan masih mengandung residu obat pembasmi
serangga (pestisida) dapat meyebabkan keracunan bagi burung.
Penyakit mencret yang disebabkan oleh bekteri bersifat menular,
sedangkan penyakit mencret yang disebabkan oleh keracunan makanan tidak
menular. Penularan dapat melalui tempat makan, minuman, maupun kotoran
burung yang menderita penyakit tersebut. Oleh karena itu, burung yang
terserang penyakit mencret hams segera dikarantina agar tidak menular
pada burung-burung yang lain.
SUARA SERAK
SNOT atau CORYZA
Penyakit snot atau coryza disebabkan oleh virus Hemophillus gallinarum.
Penyakit ini menyerang sekitar bagian muka burung sehingga menyebabkan
bengkak dan muncul benjolan berwama merah di sekitar hidung, mata, dan
telinga. Cara penulanannya melalui perantaraan burung lain, udara, debu,
makanan, dan minuman. Penularan penyakit mi juga dapat malalui
keturunan. Tanda-tanda serangan penyakit snot atau coryza yang dapat
dilihat adalah muka bengkak, hidung berlendir, sering bersin-bersin,
sesak napas, dan nafsu makan turun. Jika tidak ditangani secara serius,
lama kelamaan burung yang terserang penyakit mi akan mati.
Pencegahan terhadap serangan penyakit snot atau coryza dapat dilakukan
dengan cara menjauhkan burung kenari yang terserang penyakit dan
kelompok burung yang lain agar tidak menular. Di samping itu, sangkar
tempat makan, dan minum harus selalu dibersihkan dan segala kotoran.
Burung kenari yang terlanjur terserang penyakit snot atau coryza harus
segera diberi obat yang sesuai.
KISTA
GANGGUAN PERNAFASAN
Penyakit gangguan penapasan sering menyerang burung kenari, baik jantan
maupun betina. Penyebab penyakit pemapasan adalah adanya infeksi
sekunder pada saluran pemapasan oleh E. coli dan virus sejenis
Mycoplasma gallisepticcum yang lebih terkenal dengan nama CRD (Chronic
Respiratory Desease). Jika sudah kronis, penyakit ini sangat sukar
disembuhkan dan biasanya lama kelamaan burung kenari yang teninfeksi
penyakit ini akan mati. Penyakit pernapasan bersifat menular. Penularan
penyakit mi dapat terjadi melalui kontak langsung antara kenari yang
terinfeksi dari kenari. yang sehat. Misalnya, indukan yang terinfeksi
penyakit dan menyuapi anaknya, maka anak-anak burung yang disuapi akan
tertular oleh penyakit tersebut. Penularan penyakit pemapasan juga dapat
terjadi melalui keturunan. Anakan kenari yang berasal dan indukan yang
sudah terkena penyakit akan mewarisi penyakit yang dimiliki oleh
induknya tersebut. Penularan penyakit pernapasan dapat juga terjadi
melalui makanan, minuman, lingkungan kandang yang kurang bersih, dan
makanan/minuman yang tercemar kotoran burung yang terinfeksi penyakit.
Gejala-gejala penyakit pernapasan yang tampak adalah burung sering
bersin-bersin, pada malam hari yang cuacanya dingin pemapasannya ngorok,
hidung lembab/basah berlendir, dan aktivitas atau gerak burung menurun.
Tindakan preventif dan kuratif untuk mengatasi penyakit pemapasan yang
dapat dilakukan adalah sebagai berikut. :
A . Burung kenari yang terinfeksi penyakit pernapasan segera diisolasi
di kandang tersendiri dan diobati agar tidak menular kepada
burung-burung kenari yang lain.
B . Sangkar, tempat makan, dan tempat minum selalu dikontrol dan semua
kotoran yang terdapat di dalam sangkar ataupun di dalam wadah
makanan/minuman selalu dibersihkan.
C . Makanan yang akan diberikan dicuci bersih dan dikeringkan untuk
menghilangkan kemungkinan adanya residu pestisida pertanian yang
membahayakan kesehatan burung.
D . Minuman yang kotor segera diganti dengan air yang bersih, segar,
sehat, dan tidak mengandung bahan-bahan beracun yang membahayakan
kesehatan burung. Air untuk minum direbus terlebih dahulu hingga
mendidih untuk membunuh semua jenis bibit penyakit yang terdapat di
dalamnya.
CACINGAN
Cacingan adalah jenis penyakit yang menyerang saluran pencemaan dan
hati. Penyebab cacingan adalah cacing, yakni cacing tambang, cacing
gilig, cacing pita, dan cacing hati. Tanda-tanda serangan penyakit
cacingan yang dapat dilihat adalah burung kurang bergairah, lemah, nafsu
makan berkurang, bulu tidak teratur, kotoran berbentuk cair, dan berat
badan burung menurun.
Faktor utama yang menyebabkan munculnya penyakit cacingan adalah kondisi
sangkar dan tempat makan/minum yang kotor. Pencegahan terhadap serangan
penyakit cacingan dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan
sangkar, tempat pakan, dan tempat minum. Oleh karena itu, sangkar,
tempat pakan, dan tempat minum hams selalu dikontrol dan dibersihkan dan
segala macam kotoran agar tidak menjadi sarang cacing.
BERAK KAPUR
Penyakit berak kapur banyak menyerang beberapa jenis unggas. Penyakit mi
dikenal juga dengan nama penyakit Salmonellosis atau Pullorum. Penyebab
penyakit mi adalah Salmonella pullorum yang menyerang saluran
pencernakan. Penyakit berak kapur bersifat menular. Tanda-tanda atau
gejala serangan yang dapat dilihat adalah kotoran burung berbentuk cair
dan berwarna putih seperti kapur, nafsu makan menurun, pada stadium
tertentu burung mengalami kesulitan membuang kotoran. Jika diperhatikan,
banyak kotoran berwarna putih melekat pada bulu di sekitar anus. Tanda
lain burung kenari yang terserang penyakit berak kapur adalah muka
pucat, bulu tidak teratur, sayap menggantung, dan burung tidak
bergairah.
Pencegahan terhadap timbulnya penyakit berak kapur dapat dilakukan
dengan menjaga kebersihan sangkar, makanan, dan minuman. Setiap han
sangkar dibersihkan dan segala kotoran, termasuk kotoran burung kenani
itu send in. Gunakan desinfektan atau bioseptik untuk mencuci sangkar.
Setiap dua han sekali, tempat pakan dan tempat minum dibersihkan.
Sisa-sisa makanan dibersihkan dibuang agar tidak berjamur dan diganti
dengan makanan yang barn. Demikian juga, air minum hams selalu diganti
dengan air baru yang sudah direbus (matang), bersih, dan sehat (tidak
mengandung bahan-bahan beracun yang berbaya).
Jika burung sudah teninfeksi penyakit berak kapur, burung tersebut hams
segera dipisahkan burung dan bumng-bumng yang lain agar tidak menular.
Burung yang sudah terinfeksi penyakit berak kapur diberi obat antibiotik
seeara intensifsesuai dengan petunjuk yang ada. Penggunaan obat
antibiotik tidak boleh sembarangan, sebab jika kita tidak tahu secara
pasti justnu berakibat fatal.
KUTU BURUNG
Burung kenari juga sering diserang oleh kutu burung sehingga proses
produksi dan penetasan telur yang dierami terganggu. Kutu burung yang
menyerang kenari jantan akan mengakibatkan suara menjadi berkurang.
Burung kenari yang terserang kutu burung menunjukkan tanda-tanda
gelisah, sering menggigit-gigit bulu (Jw. didis), frekuensi suara
berkurang, jika bulu burung disingkap akan tampak kutu-kutu yang
bergerak di antara bulu. Jika tidak segera diobati, burung kenari yang
terserang kutu burung lama kelamaan berat badan menjadi menurun, nafsu
makan akan menurun, dan akhirnya mati.
Penyebab utama serangan kutu burung adalah kondisi sangkar yang kotor,
lembab, berbau, dan burung jarang mandi. Pencegahan terhadap kutu burung
dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan sangkar, menyediakan air yang
cukup untuk mandi, dan burung sering dijemur.